tempat bersejarah • Higashiina, Komagane, Prefektur Nagano 399-4321, Jepang
"Matsu Basho" yang berdiri megah di dekat puncak Gunung Berapi, Komagane-shi, Prefektur Nagano adalah pohon pinus merah yang berusia sekitar 400 tahun. Dengan lilitan batang sekitar 3m, tinggi sekitar 11m, dan lebar cabang sekitar 17m, pohon ini terus mempesona para pengunjung. Pohon ini ditetapkan sebagai monumen sejarah dan alam oleh kota Komagane pada tahun 1970, dan menjadi saksi hidup yang berharga tentang sejarah dan budaya daerah ini.
Pada tugu sajak yang menjadi asal nama "Matsu Basho", terukir sajak Matsuo Basho yang berbunyi "者世越 松茸や志良ぬ木乃葉能遍はり都支". Tugu ini didirikan sekitar tahun 1869-1870. Pada saat itu, daerah ini dikenal sebagai tempat penghasil matsutake, sehingga dipilih sajak Basho yang berkaitan dengan daerah ini.
Pada tahun 1987, ditambahkan tugu sajak yang bertuliskan kata-kata terakhir Haijin Seigetsu yang berbunyi "闇幾夜毛花能明りや西乃旅". Seigetsu adalah seorang haijin yang hidup dalam pengembaraan di kawasan Inadani selama periode stagnasi haikai untuk menghidupkan kembali apresiasi terhadap Basho. Tugu ini dengan tenang menceritakan kehidupan dan semangat Seigetsu terhadap haikai.
"Matsu Basho" bukan hanya pohon tua, melainkan tempat istimewa di mana sejarah sastra haikai Jepang terkonsentrasi. Tempat ini adalah tujuan menarik bagi pecinta sastra, di mana jejak dua haijin, Matsuo Basho dan Seigetsu, bertemu.
"Matsu Basho" berjarak sekitar 20 menit dengan mobil dari Stasiun Komagane di Jalur Iida JR, dan berada di sisi jalan sekitar 500m dari "Puncak Gunung Berapi" di Rute Prefektur 18 "Rute Inakita Iida". Harap berhati-hati dengan lalu lintas saat berkunjung.
Nikmati membaca tugu sajak sambil memandang pohon pinus berusia 400 tahun, dan bayangkan para pengembara masa lalu. Aroma matsutake di musim gugur mungkin membuat dunia sajak Basho terasa lebih dekat.
"Matsu Basho" terbuka selama 24 jam, namun disarankan untuk memperhatikan jam operasional fasilitas di sekitarnya saat berkunjung. Rasakan suasana unik di mana sejarah, sastra, dan alam saling bersatu.