Jembatan Uji dikenal sebagai pintu masuk suci ke Kuil Ise Naiku. Jembatan yang melintasi Sungai Isuzu ini memiliki makna yang mendalam lebih dari sekedar jalur. Ini benar-benar adalah jembatan para dewa yang membimbing orang-orang dari dunia sehari-hari ke wilayah yang suci.
Saat melintasi jembatan, para jamaah akan secara alami meluruskan postur mereka dan membersihkan hati mereka. Pemandangan yang dikelilingi oleh Gunung Kamiji dan Gunung Shimaji yang subur dengan kehijauan menunjukkan keindahan yang berubah sesuai musim dan menenangkan hati kita.
Desain Jembatan Uji memiliki kebijaksanaan menakjubkan dari leluhur kita. Misalnya, pada hari solstis musim dingin, matahari terbit dari tengah-tengah jembatan. Desain yang rumit ini menggambarkan kemampuan astrologi dan teknis orang-orang kuno.
Selain itu, bagian tengah jembatan dianggap sebagai wilayah suci, dan para jamaah umum diminta untuk berjalan di kedua sisi jembatan. Praktik ini bukan hanya menunjukkan penghormatan terhadap tempat suci tetapi mungkin juga merupakan pertimbangan struktur jembatan.
Struktur kayu Jembatan Uji berpadu dengan sempurna dengan lingkungan alaminya. Dari pandangan bawah jembatan, anda dapat merasakan beratnya sejarah dalam konstruksi yang kuat. Ini adalah karya tangan pengrajin yang tidak bisa dengan mudah ditiru oleh teknologi modern.
Ada beberapa tata cara saat melintasi Jembatan Uji:
Dengan mengikuti tata cara ini, Anda akan memiliki pengalaman ibadah yang lebih mendalam.
Sebagaimana pepatah mengatakan, "Tujuh kali ke Ise," Jembatan Uji dan Kuil Ise menawarkan penemuan baru pada setiap kunjungan. Pemandangan Gerbang Torii besar yang diterangi oleh matahari pagi dengan udara sejuk pagi sangat istimewa. Dengan mengunjungi di musim dan waktu yang berbeda, jembatan ini akan memperlihatkan berbagai tampilan yang beragam.
Jembatan Uji bukan sekedar tempat wisata. Ini adalah intisari hati dan tradisi Jepang yang terkandung di dalamnya, benar-benar