Arsitektur Gereja di Nagasaki ~ Nafas Iman yang Teranyam dari Kayu dan Batu~

Pertemuan Antara Tradisi dan Budaya Barat

Nagasaki dikenal sebagai tempat penyebaran agama Kristen di Jepang, dan banyak gereja-gereja bersejarah masih dapat ditemui hingga kini. Di antara semua itu, Gereja Katedral Katolik memiliki daya tarik yang istimewa karena memiliki tampilan eksterior seperti rumah tradisional Jepang, namun di dalamnya terdapat ruang gereja bergaya Barat. Gereja ini merupakan karya langka yang memadukan arsitektur tradisional Jepang dengan bangunan keagamaan ala Barat.

Keahlian Tukang Kayu dalam Gereja Kayu yang Bersinar

Tampak luar Gereja Katedral Katolik ini terdiri dari atap bertumpuk dengan atap jerami dan dinding lumpur, serta pintu jendela kayu, sungguh seperti bangunan rumah tradisional Nagasaki. Namun begitu Anda melangkah masuk ke dalamnya, Anda akan menemukan ruang gereja bergaya Barat yang bertipe tiga lorong. Kontras yang mencolok antara eksterior dan interior ini merupakan cermin kecakapan tinggi tukang kayu Nagasaki dalam menggabungkan tradisi lokal dengan budaya Barat.

Bukti Iman yang Hidup dari Sejarah

Gereja Katedral Katolik yang dibangun pada tahun 1973 ini, kemudian dipindahkan pada tahun 1995 namun tetap merupakan aset berharga yang diakui dan ditetapkan sebagai Harta Budaya Tak Benda yang Didaftarkan Negara. Hangatnya kayu yang tak lekang oleh waktu dan ruang interior bergaya Barat yang terbuka, semuanya menjadi saksi dari keimanan dan sejarah toleransi terhadap budaya berbeda masyarakat Nagasaki.

Jika Anda berkunjung ke Nagasaki, jangan lewatkan untuk mengunjungi bangunan gereja langka ini dan merenungkan jejak peradaban iman yang terpatri dalam kayu dan batunya.