Empat Kunci untuk Menyelami Rasa Jepang

Ketika seorang pelancong baru turun di Stasiun Tokyo dan ditanya, "Apa yang akan Anda makan selanjutnya?" kebanyakan orang akan menjawab sushi atau ramen. Tentu saja itu jawaban yang benar. Namun, kedalaman rasa masakan Jepang tidak berhenti di situ. Di balik uapnya, kaldu menari-nari, ikan yang dipanggang dengan arang tampak mengembang dengan lembut, dan di atas nasi putih dalam mangkuk, cerita tentang laut dan tanah menyatu dalam berbagai hidangan. Artikel ini memperkenalkan empat hidangan yang harus dicicipi sebagai 'gigitan berikutnya' dari Jepang—oden, unagi kabayaki, okonomiyaki, dan donburi—melalui latar belakang sejarah dan budaya, serta pengalaman langsung di berbagai daerah, disusun dalam bentuk narasi. Setelah membacanya, Anda pasti sudah memegang sumpit di tangan.


Empat Kunci untuk Menyelami Rasa Jepang

Dalam memahami masakan Jepang, empat kata kunci yang tak boleh terlewatkan adalah "Dashi" (kaldu), "Sumibi" (arang), "Konomono" (tepung), dan "Donburi" (mangkuk nasi). Dashi, yang terbuat dari kombu dan katsuobushi, menjadi fondasi rasa yang menghangatkan dari warung kaki lima hingga kaiseki. Arang binchotan memancarkan radiasi inframerah jauh yang membuat ikan mengukus dengan lembut dan berwarna keemasan. Konomono, seperti okonomiyaki dan takoyaki, lahir dari kebijaksanaan mengubah bahan sederhana menjadi kenyang dan bahagia. Sementara itu, budaya donburi memungkinkan berbagai bahan dan saus dilukis di atas nasi sebagai bentuk 'makanan cepat saji' Jepang. Setiap hidangan yang akan diperkenalkan terkait erat dengan salah satu dari keempat kunci ini.


Oden—Lima Pemandangan Melalui Kaldu

Ketika mengiris daikon yang direbus perlahan di balik uap, kaldu yang seperti kristal salju akan meluap. Oden adalah representasi kecil dari 'Jepang dalam panci'. Berasal dari tradisi Edo, di mana tahu yang ditusuk dan dibakar dengan miso menjadi cikal bakalnya, dan mulai dijajakan di gerobak pada akhir zaman Edo. Di Tokyo, oden disajikan dengan kaldu kental dari kedelai dan dashi, sementara di Osaka dan Kyoto, kaldu bening dari kombu dan ikan menyelimuti bahan-bahan yang dimasak perlahan. Di Shizuoka, 'kuro hanpen' yang ditusuk dan diberi taburan serutan bonito menjadi favorit, sedangkan di Kanazawa, berbagai bahan seperti fu dan kerang dimasak dalam kuah yang kaya rasa. Oden musim dingin dari November hingga Maret, dan setiap daerah memiliki cita rasa khasnya yang mencerminkan budaya dan iklim setempat.


Unagi Kabayaki—Keindahan Dua Gaya Arang dan Saus

Di Edo, konsumsi unagi saat musim panas untuk meningkatkan energi menjadi tradisi. Para pengrajin mengiris unagi hidup-hidup, menusuknya pada tusuk sate, dan menyelupkannya ke dalam saus rahasia yang terus diwariskan, lalu memanggang di atas arang. Di Kanto, unagi dibelah punggungnya, dipanggang setengah matang, dikukus, lalu dipanggang lagi dengan saus, menghasilkan tekstur lembut dan rasa gurih. Di Kansai, unagi dibelah perutnya dan langsung dipanggang di atas arang tanpa proses pengukusan, menghasilkan kulit yang renyah dan daging yang berair, dengan saus manis yang memperkaya rasa. Di Aichi, hidangan khas 'hitsumabushi' menyajikan unagi cincang yang dicampur dengan nasi, disajikan dalam tiga tahap rasa—langsung, dengan rempah, dan dengan kaldu. Harga berkisar antara 3.000 hingga 7.000 yen, tergantung tingkat keahlian dan lokasi, dan memilih gaya sesuai preferensi adalah bagian dari pengalaman.


Okonomiyaki—Kegembiraan Tepung di Atas Pan

Di Osaka, adonan yang dicampur dengan kol dan bahan lain digoreng di atas plat panas, lalu dilapisi saus okonomiyaki, mayones, dan taburan bonito. Di Hiroshima, lapisan tipis adonan diisi dengan kol, mie, dan daging, lalu dilapisi lagi dan dipanggang menjadi lapisan-lapisan yang indah. Variasi tergantung bahan dan gaya daerah, tetapi intinya adalah kreasi dari adonan dan bahan yang dipanggang bersama. Musim dingin adalah waktu terbaik untuk menikmati okonomiyaki karena kol dan bahan lain lebih manis. Duduk di bar di depan panggangan, menyaksikan proses memasak, dan menikmatinya langsung dari panci adalah pengalaman terbaik.


Donburi—Sebuah Alam Semesta dalam Satu Mangkuk

Donburi adalah hidangan nasi dengan berbagai topping yang disajikan dalam satu mangkuk. Asal-usulnya dari kedai kaki lima Edo, seperti tendon dan oyakodon, berkembang menjadi berbagai gaya regional. Di Hakodate, seafood segar seperti uni dan ikura disusun di atas nasi, mencerminkan kekayaan laut Hokkaido. Di Tokyo, oyakodon yang berisi ayam dan telur menjadi favorit, sedangkan di Niigata, katsu don dengan irisan daging goreng dan saus manis gurih. Harga berkisar antara 1.000 hingga 3.000 yen, dan memilih donburi sesuai selera dan suasana hati akan memperkaya pengalaman kuliner.


Perbandingan Rasa sebagai Perjalanan

Jika ingin merasakan cita rasa dari Timur dan Barat selama tiga hari, hari pertama di Tokyo dengan oden berkuah kental dan unagi panggang, pagi berikutnya naik shinkansen ke Osaka untuk mencicipi oden bening dan unagi panggang langsung di atas arang, lalu menikmati okonomiyaki di malam hari. Rencana keliling Chubu meliputi mencicipi miso oden dan katsu don di Nagoya, menikmati oden dan unagi di Shizuoka, serta mengakhiri perjalanan di Kanazawa dengan seafood donburi dan oden musim dingin. Rute ini memperlihatkan kontras rasa dan budaya yang memperkaya perjalanan.


Perencanaan Sama Pentingnya dengan Rasa

Oden biasanya ditemukan di warung kaki lima dan bar umum, tanpa reservasi, tetapi menu musiman seperti crab di Kanazawa sebaiknya dipesan lebih awal. Restoran unagi sering membutuhkan reservasi, terutama saat musim puncak. Okonomiyaki di tempat populer biasanya cepat, tetapi jika ingin duduk di bar depan panggangan, sebaiknya datang lebih awal. Donburi di pasar pagi dan stasiun biasanya buka sejak pagi, tetapi kondisi ikan dan seafood tergantung cuaca, jadi cek media sosial sebelum berkunjung. Pembayaran dengan kartu kredit umum, tetapi di pasar tradisional, uang tunai lebih disarankan. Jika Anda tidak menyukai kaldu berbahan hewani atau seafood, tanyakan menu vegetarian terlebih dahulu.


Kata-Kata Penting Saat Berpergian

Kaldu disebut "dashi", unagi kabayaki adalah "kabayaki", daging sapi dan urat disebut "gyusuji", okonomiyaki dengan mie disebut "soba-men", dan oyakodon adalah "oyako-don". Mengucapkan kata-kata ini akan memudahkan pemesanan. Jika bingung, tunjukkan foto dan katakan "kore o kudasai" (mohon ini). Banyak staf akan membantu dengan senang hati.


Menyelami Rasa, Memperdalam Perjalanan

Dashi yang pekat dan bening, unagi lembut dan renyah, tekstur okonomiyaki yang berlapis, saus manis dan asin—meskipun bahan dan metode memasak sama, budaya dan iklim menciptakan beragam ekspresi rasa. Melalui empat hidangan ini, Anda akan memahami kedalaman masakan Jepang. Rencana perjalanan berdasarkan rasa ini akan membawa Anda menelusuri kekayaan kuliner Jepang, dan dengan menentukan kota serta jadwal, lidah Anda akan mulai menelusuri seluruh kepulauan. Ayo, ambil sumpit dan mulai petualangan rasa ini.